Media
Pembelajaran: Pengertian, Klasifikasi dan Pemilihan
Khairil Azhar & Mansur Sukya
Pengantar
“… Students will have access to multiple sources of instruction
and use assessment and diagnostic tools to help direct the pace and format of
their learning. Teachers will tailor their instruction and guidance to ensure
progress and mastery for all students, with a focus on those who have
historically been underserved. (Bill and Melinda Gates Foundation, “Next
generation Learning”, 2010:2)
Keprihatinan Bill Gates dan
istrinya, Melinda, bermula dari kenyataan bahwa perkembangan pendidikan di
Amerika Serikat ternyata tidak paralel dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi di sana. Hampir 30 persen anak usia sekolah menengah atas ternyata
tidak menyelesaikan pendidikannya. Hanya 42 persen mahasiswa yang berhasil
menamatkan kuliahnya di tingkat strata 1. Bahkan di kalangan masyarakat
berpendapatan rendah, hanya 26 persen yang berhasil meraih gelar sarjana.
Solusi yang kemudian ditawarkan
adalah “penggunaan teknologi secara cerdas untuk mengembangkan model-model
pembelajaran yang inovatif dan berbagai jalan pintas sehingga pendidikan bisa
diikuti secara lebih ‘personalized’.
Bill Gates, yang drop out
dari perguruan tinggi dan memilih mengembangkan usaha dan berhasil dengan
Microsoft-nya, dalam hal ini salah satunya hendak menyampaikan bahwa banyak hal
terkait pembelajaran di sekolah ataupun perguuruan tinggi yang tidak inovatif,
ketinggalan zaman, tidak sesuai kebutuhan dunia nyata, tidak menarik bagi siswa
dan sebagainya.
Itu sebabnya, dengan mengusung
teknologi komunikasi dan informasi yang dikembangkan perusahaan seperti
Microsoft, pembelajaran yang inovatif, lebih mudah dan menyenangkan, serta
sesuai dengan situasi dan kondisi lebih banyak orang mutlak mesti dikembangkan.
Bill and Melinda Gates Foundation kemudian mengucurkan jutaan dolar untuk hal
ini.
Dalam konteks Indonesia, terlepas dari berbagai kekurangan atau
kelebihan, upaya untuk memfasilitasi dan mengembangkan pembelajaran seperti ini
tentu juga mutlak dilakukan. Sebab kemajuan teknologi informasi dan komunikasi
juga telah merambah Indonesia tanpa terkecuali.
Jika kita bertanya, “Darimana kita bisa memulainya?”, maka
jawabannya tentu saja dengan berusaha sebisa mungkin memfasilitasi pembelajaran
di kelas-kelas kita dengan media-media yang menarik, edukatif, memudahkan dan
tentu saja efektif. Setidaknya, dengan kadar literacy yang dimiliki
terkait komputer dan teknologi informasi dan komunikasi, kita tidak akan
terlalu tertinggal jauh dari kelas-kelas pembelajaran di negara lain.
Memahami
Media Pembelajaran
Secara
bahasa, kata “media” merupakan bentuk jamak dari kata “medium”, yang salah
satunya berarti alat untuk membawa gagasan (atau pesan) atau informasi
(Microsoft Encarta, 2009).
Dalam
konteks komunikasi—karena pembelajaran terkait dengan komunikasi—“medium”
didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari
pengirim menuju penerima atau dari komunikator menuju komunikan.
Secara lebih detil pengertian media dapat dilihat
dalam bagan berikut.
Sedangkan pengertian “pembelajaran” tergantung
pada paradigma yang digunakan untuk mendefinisikan konsep “belajar”. Bagi
kalangan behavioris, “belajar” terjadi ketika terdapat proses perubahan
perilaku. “Pembelajaran”, oleh karena itu, merupakan upaya untuk mengubah
perilaku peserta belajar dengan menggunakan metode-metode tertentu.
Dalam paradigma kognitivisme, “belajar” merupakan
proses yang memungkinkan perubahan keadaan “tidak tahu” menjadi “tahu”.
Sehingga “pembelajaran” merupakan upaya untuk membuat peserta belajar
mempersepsi dan memproses gagasan atau informasi sampai mendapatkan pemahaman
mengenai apa yang dipelajari.
Bagi kalangan konstruktivis, “belajar” merupakan
hasil konstruksi sendiri dari siswa (pebelajar) sebagai hasil dari interaksinya
dengan lingkungan belajar. “Pembelajaran” oleh karena itu adalah upaya
memfasilitasi pebelajar supaya proses belajar terjadi seperti melalui metode scaffolding
atau guiding. Dalam hal ini, guru menyiapkan tangga yang efektif namun
siswa sendiri yang harus menaiki tangga tersebut supaya sampai di tujuannya
(I.W. Santyasa, 2007:2).
Secara sederhana, perbandingan ketiga paradigma
belajar dan pembelajaran dalam dilihat dalam bagan berikut.
Tiga Paradigma “Belajar”
(Anne Jordan, et.al, 2008:55)
Dalam model
yang “eklektik” proses belajar dapat dilihat seperti dalam bagan
berikut.
Terkait dengan berbagai
pengertian “media pembelajaran” yang dimukakan para ahli dapat diringkaskan dalam
bagan berikut ini.
Pengertian “Media” Pembelajaran
(Badru Zaman et.al, 2010:2)
Seiring
dengan berbagai definisi di atas, dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran
merupakan proses komunikasi yang memiliki lima komponen: (1) guru
(komunikator), (2) bahan pembelajaran, (3) media pembelajaran, (4) siswa (komunikan),
dan (5) tujuan pembelajaran. Sehingga media pembelajaran adalah segala sesuatu
yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga
dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan
belajar untuk mencapai tujuan belajar (I.W. Santyasa, 2007:3).
Posisi Media dalam
Pembelajaran
(I.W.Santyasa, 2007:4)
Fungsi Media dalam Proses Pembelajaran
(Badru Zaman et.al, 2010:1; I.W.Santyasa,
2007:4)
Kenapa “Media Pembelajaran Dibutuhkan”?
Menurut I.W. Santyasa, terdapat beberapa landasan kenapa media
pembelajaran diperlukan, yakni landasan filosofis, psikologis, teknologis dan
empiris. Secara filosofis, penggunaan media pembelajaran merupakan cara untuk
mewujudkan pendidikan yang mampu menyentuh lebih banyak orang dan bisa
memberikan pengetahuan dan kompetensi yang bermanfaat bagi kehidupan mereka.
Landasan
yang lebih terkait dengan konteks pembahasan ini adalah landasan psikologis
(yang dalam hal ini termasuk di dalamnya landasan empiris), yakni terkait
dengan bagaimana media pembelajaran akan menentukan berhasil atau tidaknya
proses pembelajaran berdasarkan kajian dan penelitian atas pertumbuhan fisik
dan perkembangan psikis manusia.
Secara umum, konsep yang menjadi
patokan bagi ahli psikologi pendidikan terkait dengan proses pembelajaran
adalah bahwa proses belajar akan lebih mudah bagi peserta belajar jika
dilakukan berdasarkan kontinum kongkrit -
abstrak. Artinya, dalam konteks ini, semakin kongkrit media pembelajaran,
akan semakin mudah terjadinya proses belajar.
Pertama,
Jerome S. Bruner, mengemukakan bahwa dalam proses pembelajaran hendaknya dipertimbangkan
tahapan dari enactive process (secara langsung), dengan gambaran atau
film (iconic representation of experiment) dan baru pada tingkat yang
paling sulit belajar dengan menggunakan simbol (symbolic representation).
Secara teknologis, sesuai
dengan definisi teknologi pendidikan, penggunaan media pembelajaran merupakan
bagian dari proses terintegrasi yang melibatkan
orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis dan
memecahkan masalah, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengelola upaya pemecahan masalah
tersebut dalam pembelajaran sehingga bisa mencapai tujuan dan terkontrol.
Fixative
Property
|
Manipulative
Property
|
Distributive
Property
|
menangkap, menyimpan, dan menampilkan
kembali suatu obyek atau kejadian: obyek atau kejadian dapat digambar,
dipotret, direkam, difilmkan, kemudian dapat disimpan dan pada saat
diperlukan dapat ditunjukkan dan diamati kembali seperti kejadian aslinya.
|
menampilkan kembali obyek atau kejadian dengan berbagai macam
perubahan (manipulasi) sesuai keperluan, misalnya diubah ukurannya,
kecepatannya, warnanya, serta dapat pula diulang-ulang penyajiannya
|
media mampu menjangkau audien yang besar jumlahnya dalam satu
kali penyajian secara serempak, misalnya siaran TV atau radio (sekarang
internet/web)
|
Ciri dan Kelebihan Penggunaan Media
(Gerlach & Ely, 1971)
Sebagai kesimpulan dari bagian ini, dapat dinyatakan bahwa media
pembelajaran sangat bermanfaat untuk pembelajaran. Secara rinci kegunaannya
meliputi:
• Gain attention. A picture on the screen, a
question on the board, or music playing as students enter the room all serve to
get the student’s attention.
•
Recall prerequisites. Use media to help students recall what they learned in the last
class, so that new material can be attached to and built upon it.
•
Present objectives to the learners. Hand out or project the day’s learning objectives.
•
Present new content. Not only can media help make new content more memorable, media can
also help deliver new content (a text, movie, or video).
•
Support learning through examples and visual
elaboration. One of the biggest advantages of media is to bring the
world into the classroom when it is not possible to take the student into the
world.
•
Elicit student response. Present information to students and pose questions to them,
getting them involved in answering the questions.
•
Provide feedback. Media can be used to provide feedback relating to a test or class
exercise.
•
Enhance retention and transfer. Pictures enhance retention. Instructional media help students
visualize a lesson and transfer abstract concepts into concrete, easier to
remember objects.
•
Assess performance. Media is an excellent way to pose assessment questions for the
class to answer, or students can submit mediated presentations as classroom
projects.
(FSU, 2011:104-105)
No comments:
Post a Comment